SEJARAH LOMBE
Menurut tokoh masyarakat yg telah di wawancarai, Lombe berasal dari kata olombe yg merupakan nama dari pucuk pohon rotan. Ceritanya berawal dari liwu ngkodau (kampung lama) yg sebagian besar rakyatnya menggantungkan diri untuk mencari hasil laut seperti ikan, kuku, dan bulou. Hasil laut itu hanya bisa didapat ketika air laut surut. Pada suatu ketika ada sekelompok orang dari liwu ngkodau yg ingin mencari hasil laut tersebut, tetapi sesampainya di laut mereka pun kecewa karena air laut belum surut. Kemudian ada seseorang yg tiba-tiba mengatakan "mai do kala de olombeomu" yg artinya "mari kita pergi cari olombe saja daripada kita tunggu air laut surut." kejadian tersebut berulang-ulang hingga kesekian kalinya, sehingga mereka pun terbiasa mengatakan olombe. Dan kemudian memberi nama olombe untuk daerah mereka. Tapi seiring berjalannya waktu olombe di ubah menjadi Lombe.
LETAK GEOGRAFIS
Lombe terletak di daratan pulau Muna, yg berjarak kurang lebih 60 km dari ibukota Muna dan berjarak kurang lebih 38 km dari kota Bau-Bau (pulau Buton). Selain itu, Lombe terletak di daerah yg strategis karena menghubungkan antara 2 kabupaten yakni kabupaten Buton tengah dan kabupaten Muna.
TEMPAT WISATA
Meskipun Lombe merupakan daerah terpencil, tapi Lombe mempunyai tempat wisata yg sangat indah yakni pantai Bulan (La Butolo), pantai Bintang (La Beau), La Salangga, La Bungkari, dan benteng Bombonawulu serta benteng Watulea. Tapi sayangnya benteng watulea sudah tidak mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat Lombe sendiri. Akibatnya benteng Watulea kini rusak. . .
MAKANAN DAN MINUMAN KHAS
Makanan khas yg berasal dari Lombe adalah Kahitela (jagung), Mahusau (ubi kayu), dan culi-culi. Kasuami sangan enak di makan kan dengan ikan bakar dan colo-colonya (sambal khas lombe). Kasoami merupakan kuliner olahan dari ubi kayu (singkong), yang dalam bahasa lombe biasa disebut kagepe. Cara mengolah Kasuami sangat sederhana, tidak memerlukan banyak bahan karena hanya menggunakan satu bahan saja yaitu singkong.
HASIL PERKEBUNAN
Hasil perkebunan dari Lombe yg paling dominan adalah Jambu Mete. Pengolahan Jambu Mete pun kini menjadi mata pencaharian masyarakat Lombe.
KEBUDAYAAN
Kebudayaan dari Lombe adalah tari Linda dan tari Mangaru. Tari Linda pada awalnya bermula ketika ada sepasang suami istri yg tidak mempunyai anak. Suami istri ini memang sudah lama merindukan kehadiran seorang anak dalam keluarganya. Hingga akhirnya pada suatu hari sepasang suami istri ini dikaruniai seorang anak. Betapa senang hati sepasang suami istri itu, saking senangnya mereka pun menari untuk menyambut kelahiran bayi tersebut. Sampai sekarang tapi Linda dan tari Mangaru masih di tarikan oleh masyarakat Lombe hanya saja bukan untuk menyambut kelahiran bayi tapi untuk acara adat, penyambutan tamu, dan acara bongka'a tau yg artinya syukuran karena telah diberikan hasil panen yg melimpah dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar